tag:blogger.com,1999:blog-3517698333218459779.post5702022126330296223..comments2023-10-10T08:14:19.615-07:00Comments on Kembara Bahasa: Puisi: Teruskan BicaramuAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/01039727005585033965noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-3517698333218459779.post-13206177408633236052011-06-12T21:53:17.947-07:002011-06-12T21:53:17.947-07:00Ini Kita...
Rumah Batu Beratap Nipah
Diluar ini s...Ini Kita...<br /><br />Rumah Batu Beratap Nipah<br />Diluar ini suara bayu diselangi rintik gerimis,<br />Malam kedinginannya membawa ke terbit mentari,<br />Tinggallah segala kemurungan sepi,<br />Hilangkan segala lelah dan lesu,<br />Pada hati derap langkah seakan tersentak,<br />Berdirilah seorang lelaki,<br />Sebuah keramat di tangan kiri.<br /><br />Ada yang berteduh dalam kebasahan,<br />Air mata mengalir deras memanjatkan keresahan,<br />Sedetik demi sedetik menusuk umpama selumbar,<br />Derita seakan berdarah seluas samudera,<br />Berdirilah seorang bangsawan,<br />Dengan sepatunya sekilat delima merah.<br /><br />Ada pula yang merenung dalam kegusaran,<br />Paginya bertempik memanggil mentari,<br />Seakan malar, lambaian sang suria,<br />Sumpahan mencelah di dalam selirat nadi,<br />Suara ketidakpuasan hati,<br />Dalam suara bersyukur sambil memaki,<br />Berdirilah seorang hamba,<br />Bebannya umpama sekerat usia muda.<br /><br />Bagaimana ia berlaku,<br />Biar pun rumah ini berdindingkan batu,<br />Lelangitnya asalkan sutera nan mewah,<br />Namun, <br />Rumah batu itu tetap beratap nipah.<br /><br />MushesaSir Mushhttps://www.blogger.com/profile/12129061633617476007noreply@blogger.com