Perkataan Negeri Melaka
Kosa Kata Kategori Geografi
Bahasa Cina - Bahasa Melayu
bu mi - bumi
ba du - batu
zhe lan - jalan
da na - tanah
ba da - bata
gu da - kota
lu sun - dusun
ge ben - kebun
song he - sungai
bu ji - bukit
ya yi er - air
ma da ya er - mata air
su mu er - sumur
ya da gen ding - atap genting
song he bu sa - sungai besar
song he ge zhi - sungai kecil
song he duo si - sungai luas(?)
lao bu sa - laut besar
lao ge zhi - laut kecil
ba ye bu sa - paya besar
bu ji bu sa - bukit besar
bu ji ge zhi - bukit kecil
an ba bu sa - ombak besar
an ba ge zhi - ombak kecil
ya yi bu sa - air besar
ya yi ge zhi - air kecil
ya yi ma su - air masuk
ya yi ba sang - air pasang
lao bu sa di men er - laut besar timur
lao bu sa xi la dan - laut besar selatan
lao bu sa wu da la - laut besar utara
ba wa bu ji - bawah bukit
[Sumber: Liang Liji. 1996. Lembaran Sejarah Gemilang Hubungan Empayar Melaka - Dinasti Ming Abad ke-15.. Bangi: Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia]
Thursday, July 15, 2010
Friday, July 2, 2010
Kamus Bahasa Asing - Bahasa Melayu Terawal (Bhg. 1)
Man La Jia Guo Yi Yu (Senarai Perkataan Negeri Melaka)
Setakat yang telah dikaji oleh sarjana, kamus terawal bahasa asing-bahasa Melayu ialah kamus yang merupakan daftar kata bahasa Cina-bahasa Melayu yang dipercayai telah disusun dalam abad ke-15. Pada tahun 1930-an, sarjana Inggeris E.D. Edwards dan C.O. Blagden menghasilkan tulisan yang berjudul "A Chinese Vocabulary of Malacca Words and Phrases Collected between A.D 1403 and 1511(?)". Menurut mereka, penyusunan daftar kata itu berlangsung dalam tempoh bermulanya hubungan rasmi antara Dinasti Ming dengan Empayar Melaka pada 1403 (tarikh ini tidak mengambil kira temuan terbaharu kajian yang menyarankan abad ke-13 sebagai permulaan Kerajaan Melaka) hingga Melaka jatuh di tangan Portuis pada tahun 1511.
Kamus itu disusun untuk memenuhi keperluan pegawai kerajaan Dinast Ming mempelajari bahasa Melayu dalam rangka penjalinan hubungan dengan Kerajaan Melaka. Maka itu judulnya apabila diterjemahkan berbunyi "Senarai Perkataan Negeri Melaka". Kamus itu terbit 100 tahun lebih awal daripada kamus Itali-Melayu susunan Antonio Pigafetta pada tahun 1521. Daripada segi jumlah entri, kamus Cina-Melayu berjumlah 482 patah kata, sementara kamus Itali-Melayu hanya berjumlah 426 patah kata. Kamus Cina-Melayu itu aktif dalam hal penggunaannya dan bertahan hingga abad ke-15, berdasarkan bukti bahawa pada tahun 1550 kamus itu masih disemak oleh pegawai bahasa (Tong Shin) yang bernama Yang Lin.
Entri yang terkandung dalam kamus itu dapat dibahagi kepada 17 kategori, iaitu astronomi, geografi, musim dan waktu, tumbuh-tumbuhan, Haiwan, rumah dan istana, alat perkakas, orang, peri laku, tubuh badan, pakaian, makanan dan minuman, barang emas dan permata, kemasyarakatan dan sejarah, hitungan, dan umum.
1. Entri Kategori Astronomi
an la - Allah (langit, udara)
ha li - hari
bu lan - bulan
anyin - angin
ya wan - awan
gu lu - guruh
wu zhan - hujan
an la de du - Allah (udara) teduh
an ben - embun
bin yin dang - bintang
ha sa - asap
bin dang du zhu - bintang tujuh
gan bi da - ? (kabut)
bang gu ning - mambang kuning
an la ge lan - Allah (langit) kelam
an la xi dan - Allah (langit) hitam
an la ding yin - Allah (udara) dingin
ba na en (si?)
an la - panas Allah (udara)
ma lao - kemarau
li an yin - (bertiup?) angin
an yin dau fan - angin taufan
an yin busa - angin besar
an yin ge zhi - angin kecil
se ju anyin - sejuk angin (angin sejuk)
an yin bulunti - angin berhenti
an yin labu - angin labuh
an yin zhe xia - anginjahat
an yin gu du - angin?
an yin bu yi - angin bunyi (bunyi angin)
wu zhan bu sa - hujan besa
wu zhan ge zhi - hujan kecil
wu zhan xin ni - hujan seni
wu zhan du lun - hujan turun
wu zhan la ma - hujan lama
ya wan de li
(liang?) - awan terang
ya wan de ji
(lang) - awan terang
ya wan de li
(bang) - awan terbang
bu lan ba lu
nai - bulan baru naik
ma su bu lan - masuk bulan
de lang bu lan - terang bulan
de yin bu lan - ? bulan
deng jia bu lan - tengah bulan
ha li ge lu - (mata)hari keluar
ha li ma su - (mata)hari masuk
bing yin dang
ge lu - bintang keluar
ha li xi yang - hari siang
ji lan - kilat
[Bahagian (2) akan memaparkan senarai kata atau entri bidang-bidang lain yang terdapat dalam kamus tersebut. Sumber rujukan utama makalah ini ialah buku Liang Liji, 1996. Lembaran Sejarah Gemilang Hubungan Empayar Melaka-Dinasti Ming Abad ke-15, Kuala Lumpur: Penerbit UKM ]
Setakat yang telah dikaji oleh sarjana, kamus terawal bahasa asing-bahasa Melayu ialah kamus yang merupakan daftar kata bahasa Cina-bahasa Melayu yang dipercayai telah disusun dalam abad ke-15. Pada tahun 1930-an, sarjana Inggeris E.D. Edwards dan C.O. Blagden menghasilkan tulisan yang berjudul "A Chinese Vocabulary of Malacca Words and Phrases Collected between A.D 1403 and 1511(?)". Menurut mereka, penyusunan daftar kata itu berlangsung dalam tempoh bermulanya hubungan rasmi antara Dinasti Ming dengan Empayar Melaka pada 1403 (tarikh ini tidak mengambil kira temuan terbaharu kajian yang menyarankan abad ke-13 sebagai permulaan Kerajaan Melaka) hingga Melaka jatuh di tangan Portuis pada tahun 1511.
Kamus itu disusun untuk memenuhi keperluan pegawai kerajaan Dinast Ming mempelajari bahasa Melayu dalam rangka penjalinan hubungan dengan Kerajaan Melaka. Maka itu judulnya apabila diterjemahkan berbunyi "Senarai Perkataan Negeri Melaka". Kamus itu terbit 100 tahun lebih awal daripada kamus Itali-Melayu susunan Antonio Pigafetta pada tahun 1521. Daripada segi jumlah entri, kamus Cina-Melayu berjumlah 482 patah kata, sementara kamus Itali-Melayu hanya berjumlah 426 patah kata. Kamus Cina-Melayu itu aktif dalam hal penggunaannya dan bertahan hingga abad ke-15, berdasarkan bukti bahawa pada tahun 1550 kamus itu masih disemak oleh pegawai bahasa (Tong Shin) yang bernama Yang Lin.
Entri yang terkandung dalam kamus itu dapat dibahagi kepada 17 kategori, iaitu astronomi, geografi, musim dan waktu, tumbuh-tumbuhan, Haiwan, rumah dan istana, alat perkakas, orang, peri laku, tubuh badan, pakaian, makanan dan minuman, barang emas dan permata, kemasyarakatan dan sejarah, hitungan, dan umum.
1. Entri Kategori Astronomi
an la - Allah (langit, udara)
ha li - hari
bu lan - bulan
anyin - angin
ya wan - awan
gu lu - guruh
wu zhan - hujan
an la de du - Allah (udara) teduh
an ben - embun
bin yin dang - bintang
ha sa - asap
bin dang du zhu - bintang tujuh
gan bi da - ? (kabut)
bang gu ning - mambang kuning
an la ge lan - Allah (langit) kelam
an la xi dan - Allah (langit) hitam
an la ding yin - Allah (udara) dingin
ba na en (si?)
an la - panas Allah (udara)
ma lao - kemarau
li an yin - (bertiup?) angin
an yin dau fan - angin taufan
an yin busa - angin besar
an yin ge zhi - angin kecil
se ju anyin - sejuk angin (angin sejuk)
an yin bulunti - angin berhenti
an yin labu - angin labuh
an yin zhe xia - anginjahat
an yin gu du - angin?
an yin bu yi - angin bunyi (bunyi angin)
wu zhan bu sa - hujan besa
wu zhan ge zhi - hujan kecil
wu zhan xin ni - hujan seni
wu zhan du lun - hujan turun
wu zhan la ma - hujan lama
ya wan de li
(liang?) - awan terang
ya wan de ji
(lang) - awan terang
ya wan de li
(bang) - awan terbang
bu lan ba lu
nai - bulan baru naik
ma su bu lan - masuk bulan
de lang bu lan - terang bulan
de yin bu lan - ? bulan
deng jia bu lan - tengah bulan
ha li ge lu - (mata)hari keluar
ha li ma su - (mata)hari masuk
bing yin dang
ge lu - bintang keluar
ha li xi yang - hari siang
ji lan - kilat
[Bahagian (2) akan memaparkan senarai kata atau entri bidang-bidang lain yang terdapat dalam kamus tersebut. Sumber rujukan utama makalah ini ialah buku Liang Liji, 1996. Lembaran Sejarah Gemilang Hubungan Empayar Melaka-Dinasti Ming Abad ke-15, Kuala Lumpur: Penerbit UKM ]
Thursday, July 1, 2010
Ceritera Bahasa (7): 'Program Tentatif' atau 'Tentatif Program'?
"Program Tentatif" atau "Tentatif Program"?
Ceritera Bahasa pada kali ini berkaitan dengan penggunaan kata majmuk program tentatif dan tentatif program. Banyak sekali kertas cadangan, kertas rancangan, kertas awalan dan kertas konsep sesuatu projek atau program yang saya terima, baik yang saya terima sewaktu saya menjadi Pengarah Jabatan Bahasa, Dewan Bahasa dan Pustaka mahupun yang saya terima daripada penganjur pelbagai program ketika mengundang saya agar ikut serta dalam program itu sebagai penceramah, penatar atau pemakalah.
Daripada sekian banyak yang saya terima itu, dalam anggaran 80 peratus lebih menggunakan kata majmuk tentatif program apabila mengemukakan jadual atau atur cara program. Hal itu menimbulkan tanda tanya kepada saya mengapakah bentuk kata majmuk itu meluas penggunaannya. Rupa-rupanya prinsip atau aturan binaan kata nama majmuk yang telah dikemukakan oleh Allahyarham Prof. Sutan Takdir Alisjahbana lebih setengah abad yang lalu belum cukup dihayati oleh sejumlah pengguna bahasa. Dalam buku beliau yang berjudul Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1953), ada dijelaskan prinsip atau aturan yang diberi nama Hukum D-M. Slametmujlana pula dalam bukunya Kaidah Bahasa Indonesia (1857) menyebut aturan itu sebagai struktur progresif.
Aturan itu menjelaskan bahawa susunan kata dalam bahasa Melayu/Indonesia (yang berkaitan dengan kata nama majmuk) berdasar pada susunan "kata yang diterangkan + kata yang menerangkan". Dalam bahasa Inggeris, unsur yang diterangkan dikenal sebagai head sementara unsur yang menerangkan dikenal sebagai modifier.
Dalam bahasa Inggeris, prinsip asas pembentukan kata nama majmuk berasaskan susunan modifier + head, seperti old man (old sebagai modifier mendahului kata man sebagai head). Dalam hal contoh yang kita bincangkan, bentuk tentative program merupakan bentuk kata nama majmuk yang memenuhi prinsip modifier + head itu.
Oleh sebab kata tentative telah diubah menjadi tentatif menurut prinsip morfologi bahasa Melayu, maka susunan kata majmuknya perlu menurut susunan kata nama majumk dalam bahasa Melayu. Sebagai "kata yang menerangkan", kata itu perlu diletakkan sesudah "kata yang diterangkan", lalu terbentuklah kata nama majmuk program tentatif yang sama maknanya dengan jadual tentatif atau atur cara tentatif atau atur cara sementara. Urutan yang demikian itu sama sahaja dengan urutan orang tua (bukan tua orang) yang jelas berlawanan dengan urutan bentuknya dalam bahasa Inggeri old man, seperti yang disebut tadi.
Bentuk itu sama dengan sejumlah besar bentuk kata nama majmuk yang lain, baik yang diserapkan daripada bahasa asing seperti rawatan alternatif (bukan alternatif rawatan), jumlah kumulatif (bukan kumulatif jumlah), atau yang memang merupakan bentuk kata nama majmuk asal dalam bahasa Melayu seperti kesan sampingan, rekaan baharu, bilik kebal dan yang lain.
Bentuk lain yang sama polanya ialah hal lain (atau hal-hal lain), perkara-perkara lain, perkataan lain yang oleh sesetengah orang masih diucapkan atau ditulis sebagai lain hal (atau lain-lain hal), lain-lain perkara dan lain perkataan.
Pastilah ada beberapa kekecualian dalam sesuatu prinsip atau aturan, namun kekecualian yang kecil jumlahnya berbanding dengan penerapan aturan yang menerbitkan sekian banyak bentuk yang memenuhi prinsip tidak sepatutnya dijadikan alasan untuk tidak mematuhi prinsip atau aturan. Seringkali orang menjadikan alasan adanya bentuk bumiputera, perdana menteri dan sebagainya untuk mengatakan bahawa Hukum D-M bukan prinsip atau aturan yang ketat dalam bahasa Melayu. Kekecualian itu ada penjelasannya, sebagaimana adanya bentuk seperti secretary-general dalam bahasa Inggeris yang tidak selari dengan bentuk-bentuk kata nama majmuk keseluruhannya.
[Perbincangan tentang Hukum D-M yang berkaitan dengan susunan kata nama majmuk dalam bahasa Melayu dapat dibaca dalam buku saya Tuntunan Bahasa, Bahagian Dua: Sendi Bahasa, bab 9 dan bab 10 (terbitan Pearson).]
Ceritera Bahasa pada kali ini berkaitan dengan penggunaan kata majmuk program tentatif dan tentatif program. Banyak sekali kertas cadangan, kertas rancangan, kertas awalan dan kertas konsep sesuatu projek atau program yang saya terima, baik yang saya terima sewaktu saya menjadi Pengarah Jabatan Bahasa, Dewan Bahasa dan Pustaka mahupun yang saya terima daripada penganjur pelbagai program ketika mengundang saya agar ikut serta dalam program itu sebagai penceramah, penatar atau pemakalah.
Daripada sekian banyak yang saya terima itu, dalam anggaran 80 peratus lebih menggunakan kata majmuk tentatif program apabila mengemukakan jadual atau atur cara program. Hal itu menimbulkan tanda tanya kepada saya mengapakah bentuk kata majmuk itu meluas penggunaannya. Rupa-rupanya prinsip atau aturan binaan kata nama majmuk yang telah dikemukakan oleh Allahyarham Prof. Sutan Takdir Alisjahbana lebih setengah abad yang lalu belum cukup dihayati oleh sejumlah pengguna bahasa. Dalam buku beliau yang berjudul Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1953), ada dijelaskan prinsip atau aturan yang diberi nama Hukum D-M. Slametmujlana pula dalam bukunya Kaidah Bahasa Indonesia (1857) menyebut aturan itu sebagai struktur progresif.
Aturan itu menjelaskan bahawa susunan kata dalam bahasa Melayu/Indonesia (yang berkaitan dengan kata nama majmuk) berdasar pada susunan "kata yang diterangkan + kata yang menerangkan". Dalam bahasa Inggeris, unsur yang diterangkan dikenal sebagai head sementara unsur yang menerangkan dikenal sebagai modifier.
Dalam bahasa Inggeris, prinsip asas pembentukan kata nama majmuk berasaskan susunan modifier + head, seperti old man (old sebagai modifier mendahului kata man sebagai head). Dalam hal contoh yang kita bincangkan, bentuk tentative program merupakan bentuk kata nama majmuk yang memenuhi prinsip modifier + head itu.
Oleh sebab kata tentative telah diubah menjadi tentatif menurut prinsip morfologi bahasa Melayu, maka susunan kata majmuknya perlu menurut susunan kata nama majumk dalam bahasa Melayu. Sebagai "kata yang menerangkan", kata itu perlu diletakkan sesudah "kata yang diterangkan", lalu terbentuklah kata nama majmuk program tentatif yang sama maknanya dengan jadual tentatif atau atur cara tentatif atau atur cara sementara. Urutan yang demikian itu sama sahaja dengan urutan orang tua (bukan tua orang) yang jelas berlawanan dengan urutan bentuknya dalam bahasa Inggeri old man, seperti yang disebut tadi.
Bentuk itu sama dengan sejumlah besar bentuk kata nama majmuk yang lain, baik yang diserapkan daripada bahasa asing seperti rawatan alternatif (bukan alternatif rawatan), jumlah kumulatif (bukan kumulatif jumlah), atau yang memang merupakan bentuk kata nama majmuk asal dalam bahasa Melayu seperti kesan sampingan, rekaan baharu, bilik kebal dan yang lain.
Bentuk lain yang sama polanya ialah hal lain (atau hal-hal lain), perkara-perkara lain, perkataan lain yang oleh sesetengah orang masih diucapkan atau ditulis sebagai lain hal (atau lain-lain hal), lain-lain perkara dan lain perkataan.
Pastilah ada beberapa kekecualian dalam sesuatu prinsip atau aturan, namun kekecualian yang kecil jumlahnya berbanding dengan penerapan aturan yang menerbitkan sekian banyak bentuk yang memenuhi prinsip tidak sepatutnya dijadikan alasan untuk tidak mematuhi prinsip atau aturan. Seringkali orang menjadikan alasan adanya bentuk bumiputera, perdana menteri dan sebagainya untuk mengatakan bahawa Hukum D-M bukan prinsip atau aturan yang ketat dalam bahasa Melayu. Kekecualian itu ada penjelasannya, sebagaimana adanya bentuk seperti secretary-general dalam bahasa Inggeris yang tidak selari dengan bentuk-bentuk kata nama majmuk keseluruhannya.
[Perbincangan tentang Hukum D-M yang berkaitan dengan susunan kata nama majmuk dalam bahasa Melayu dapat dibaca dalam buku saya Tuntunan Bahasa, Bahagian Dua: Sendi Bahasa, bab 9 dan bab 10 (terbitan Pearson).]