Monday, September 6, 2010

Puisi: Sendu Ramadan

Untuk kesekian kalinya
Engkau bertandang

Di bawah sedarku
telah lebih lima dekad lamanya
dari zaman tertaklif aku menyantunimu
atas tuntutan syariat

Alangkah alpanya aku
akan kurnia istimewa Yang Esa
Datangmu dengan rahmat tak tepermanai
Sepertiga pertama rahmat
Sepertiga kedua pengampunan
Sepertiga akhir pelepasan daripada neraka
Para malaikat suruhan Yang Perkasa
sepanjang malam hingga terbit fajar
mengucapkan salam sejahtera
kepada hamba-hamba-Nya
yang mengabdikan diri
ke hadrat pencipta dan penguasa yang tak berbanding

Ramadan
markaz tarbiah
peningkat iman pengukuh takwa
pelembut hati penyantun jiwa
memanusiakan manusia
kembali kepada fitrah
pembina jiwa mutmainnah
menjadi golongan yang mendapat redha

Ramadan
Adakah kita akan bersua lagi?
Belum puas kuhirup lazat sarbat syahdumu
Belum puas kuhadamkan zikir membesarkan-Nya
Belum puas kunikmati hamparan kasur munajat kepada-Nya
Belum terhapus titik-titik hitam pada peta kehidupanku

Ramadan
Engkau terlalu cepat meninggalkanku
Engkau terlalu bingkas pergi dari haribaanku
Kudambakan kunjunganmu lagi
Kudambakan dakapan syahdmu
Kepada-Nya aku bermunajat
Agar akan bersama denganmu lagi.

28 Ramadan 1431/7 September 2010

1 comment:

  1. Salam, Prof;
    Sebulan Ramadan memang terlalu sekejap. Dan sangat benar, belum puas saya untuk mengecap nikmat kemanisan Ramadan, belum cukup menepukan ibadah sepanjang bulan ini melingkungi diri.

    Allahu Akbar. Panjangkan hayat kami supaya dapat lagi bertemu dengan Ramadan-Ramadan yang akan datang.

    ReplyDelete