Tuesday, May 24, 2011
Puisi: Teruskan Bicaramu
Teruskan Bicaramu
Teruskan bicaramu
dengan angin
dengan pohon
dengan batu
dengan tanah
dengan debu
dengan pasir
dengan segala di mayapada
untuk mencari makna
yang tersirat di balik segalanya
kerana di balik segala itu
terakam rahsia kekuasaan dan kebesaran-Nya
Teruskan bicaramu
dengan bahasa alam
meskipun sukar ditanggap akal
kerana bicara luhurmu dengan alam
bisa menajamkan akal
bisa meningkatkan sedar
bisa mengajarmu pasrah
bisa membantumu menghilangkan resah
Teruskan bicaramu
dengan segala isi alam
berkongsi tasbih siang dan malam
kepada perencana yang qidam
biarpun engkau tunduk dan diam
itu lebih membahagiakan
daripada simpang-siur kata yang kejam
daripada bicara bani Adam yang kian berbalam-balam
Teruskan bicaramu
aku tetap menunggu tafsir dan takwil
daripada erti bahasa alammu
~Kembara Bahasa~
25 Mei 2011
Ini Kita...
ReplyDeleteRumah Batu Beratap Nipah
Diluar ini suara bayu diselangi rintik gerimis,
Malam kedinginannya membawa ke terbit mentari,
Tinggallah segala kemurungan sepi,
Hilangkan segala lelah dan lesu,
Pada hati derap langkah seakan tersentak,
Berdirilah seorang lelaki,
Sebuah keramat di tangan kiri.
Ada yang berteduh dalam kebasahan,
Air mata mengalir deras memanjatkan keresahan,
Sedetik demi sedetik menusuk umpama selumbar,
Derita seakan berdarah seluas samudera,
Berdirilah seorang bangsawan,
Dengan sepatunya sekilat delima merah.
Ada pula yang merenung dalam kegusaran,
Paginya bertempik memanggil mentari,
Seakan malar, lambaian sang suria,
Sumpahan mencelah di dalam selirat nadi,
Suara ketidakpuasan hati,
Dalam suara bersyukur sambil memaki,
Berdirilah seorang hamba,
Bebannya umpama sekerat usia muda.
Bagaimana ia berlaku,
Biar pun rumah ini berdindingkan batu,
Lelangitnya asalkan sutera nan mewah,
Namun,
Rumah batu itu tetap beratap nipah.
Mushesa