Wednesday, August 17, 2011

Puisi: Mengejar Detik


Mengejar Detik

Aku sedar akan tangkasnya gerakmu
bak kuda yang dipacu laju
Namun kugagahi langkah mengejarmu
agar tidak kecewa termangu

Oh, betapalah alpanya daku
Dalam memenuhi cita bersamamu
kerap godaan dan dugaan datang bertamu
Sepertinya langkahku tidak bisa menyertaimu

Dikau terus meluru maju
sedang daku ada kalanya beku kaku
seperti menunggu-nunggu sesuatu yang tidak menentu
dan ada waktunya menjadi keliru

Aku tahu bahawa dikau tidak akan menunggu
Sampai saatnya dikau tetap berlalu
kerana dikau tetap setia kepada janjimu
kepada Dia yang mengatur segala sesuatu

Daku pasti tidak bisa memiliki detik yang pergi
Hanya yang bersisa padaku azam untuk tidak terus rugi
serta amanah mengisi detik-detik yang berbaki
Semoga masih ada ruang untuk daku memaknakan diri

~Kembara Bahasa~
18 Ramadhan 1432/18 Ogos 2011




2 comments:

  1. GURINDAM MENGEJAR DETIK
    Mengejar detik yang berlalu pergi,
    Itu janjimu tidak memungkiri.

    Mengejar detik yang ku jejaki,
    Memacu laju tiada simpati.

    Mengejar detik mendekati mati,
    Panggilan ajal dijemput Ilahi.

    Mengejar detik hendak kudaki.
    Meski termangu meratapi diri.

    Mengejar detik untuk kunikmati,
    Cahaya terang di hujung menanti.

    Mengejar detik mewarnai hati,
    Di kelir kehidupan cahaya pelangi.

    Mengejar detik kian melewati,
    Diari hidupku sangat kukesali.

    Mengejar detik terus menjelajahi,
    Dinding hidupku masih berdaki.

    Mengejar detik erti hakiki,
    Moga dirahmati kepada-Mu Ilahi.

    Mengejar detik dengan berhati-hati,
    Mengisi malam kuselami diri.

    Mengejar detik kukenali diri,
    Dibuai mimpi meratapi janji.

    Mengejar detik mendudu berlari,
    Kekadang merengsa kutidak peduli.

    Mengejar detik terasalah ngeri,
    Menghitung hari kiamat terjadi.

    Mengejar detik menginsafi diri,
    Janjiku memaknakan kehidupan ini.

    Mengejar detik sangat kucemburui,
    Wajah hakikat mutmainnah di nubari.

    Mengejar detik sejak azali,
    Serambi hati masih bersepah duri.


    Ilham rasa,
    ~PAUZI MOHD ISA~
    SMJK Choong Hua, 35500 Bidor,Perak DR.
    18.8.2011,Khamis/18 Ramadan 1432.Jam 4.00 petang.

    ReplyDelete
  2. Tuan,

    Memang benar. Saya pernah 'curi dengar' perbualan dua orang rakan kita Orang Tionghwa. Seorang yang umurnya 55 tahun menyatakan bahawa perjalanan masa terlalu pantas - di usia 55 tahun banyak lagi visi yang belum tercapai.

    Pun demikian, sebagai Orang Islam kita ada kayu ukur sendiri.T.Kasih.

    ReplyDelete